Perlu diketahui sobat allmipa, Kesalahan pengukuran adalah selisih antara ukuran yang
sebenarnya dengan ukuran yang diperoleh dari hasil pengukuran. Jadi, pengukuran itu bersifat fleksibel dan tidak selalu tepat. Maka dari itu perlu dipelajari materi tentang kesalahan pengukuran. Silahkan disimak:
1. Salah Mutlak (SM)
Salah Mutlak adalah kesalahan terbesar yang terjadi terhadap hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur tertentu.
Salah Mutlak= 1/2 x Satuan Ukur Terkecil
contoh:
Tentukan salah mutlak dari hasil pengukuran berikut:
a. 3 kg : SM = 1/2 x 1 = 0,5
b. 1,2 g : SM = 1/2 x 0,1 = 0,05
c. 4,17 lt : SM = 1/2 x 0,01 = 0,005
Misalnya : sebuah benda diukur dengan penggaris yang ditera dalam sentimeter dan hasilnya 5 cm. Ini tidak berarti panjangnya 5 cm tepat,tetapi pengukuran ini tepat sampai satu angka signifikan dengan satuan ukuran terkecil 1 cm. Jadi panjang sebenarnya lebih dekat ke 5 cm daripada 4 cm atau ke 6 cm. Dengan kata lain panjang sebenarnya terletak antara 4,5 cmdan 5,5 cm. Hal ini kesalahan yang masih diterima dan pengukuran ini adalah 0,5 cm atau salah mutlaknya ialah 0,5 cm.
Rumus salah mutlak sebagai berikut :
Salah Mutlak = 0,5 x ukuran terkecil
Contoh :
Tentukan Satuan ukuran terkecil dari hasil pengukuran :
a. 12 kg jawab : satuan ukuran terkecilnya = 1 kg
b. 5,6 meter jawab : satuan ukuran terkecilnya = 0,1 meter
c. 6,17 volt jawab : satuan ukuran terkecilnya = 0,01 volt
d. 32,151 °C jawab : satuan ukuran terkecilnya = 0,001 °C
2. Salah Relatif (SR)
Salah Relatif yaitu salah mutlak dibanding hasil pengukuran. Besarnya kesalahan yang sama kadang mempunyai tingkat kepentingan berbeda. Hal ini menyebabkan ukuran yang satu dapat diterima sedangkan yang lain ditolak. Oleh karena itu memilih alat ukuran yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhannya. Kesalahan pengukuran yang dipengaruhi tingkat kepentingan tertentu disebut salah relatif. Salah relatif dirumuskan sebagai berikut :
Salah Relatif = Salah Mutlak / Hasil Pengukuran
Kesalahan Relatif suatu pengukuran menunjukkan seberapa besar persentase kesalahan (PK).
Persentase Kesalahan= Salah Relatif x 100%
contoh:
Tentukan salah relatif dan persentase kesalahan dari pengukuran berikut:
a. 2,0m -> SM= 1/2 x 0,1= 0,05
SR= 0,05 : 2,0= 0,025
PK= 0,025 x 100%= 2,5%
b. 1,20cm-> SM = 1/2 x 0,01= 0,005
SR = 0,005 : 1,20= 0,0042
PK = 0,0042 x 100%= 0,42%
Misalkan : seorang bekerja membuat garis pinggir lapangan sepakbola, kesalahan sebesar 1 cm sampai 5 cm adalah relatif tidak masalah. Akan tetapi, suatu kesalahan 1 cm saja yang diperbuat oleh seorang tukang kayu akan berakibat fatal. Demikian halnya jika kita membuat kue dengan tepung 2 kg, yang dibubuhi esens terlalu banyak ½ cangkit, akibatnya kue itu tidak enak dimakan. Oleh karena itu, apabila kita memandang suatu kesalahan, tentu kita membandingkan dengan pengukuran yang sebenarnya. Karena itu kita menggunakan istilah salah relatif (nisbi).
Contoh:
1. Tentukan salah relatif dari hasil pengukuran 9,68 gram urea?
Jawab : satuan ukuran terkecil 0,01 gram, maka :
Salah mutlak = 0,5 x 0,01 = 0,005 gram
Salah Relatif = (0,005/9,68) = 0,00051 gram
2. Seorang siswa membeli kain yang panjangnya 2,5 meter
dengan satuan ukuran terkecil 0,1 meter,
berapakah salah relatif dari pengukuran yang dilakukan ?
Jawab :
Salah mutlak = 0,5 x 0,1 m = 0,05 meter
Salah Relatif = (0,05/2,5) = 0,02 meter
3. Toleransi Pengukuran
Toleransi pengukuran yaitu batas-batas pengukuran yang masih dapat diterima.
Batas Atas (BA)= Hasil Pengukuran + Salah Mutlak
Batas Bawah (BB) = Hasil Pengukuran - Salah Mutlak
contoh:
a. 2,5-> SM= 1/2 x 0,1= 0,05
BA= 2,5 + 0,05= 2,55
BB= 2,5 - 0,05= 2,45
b. 1,25-> SM= 1/2 x 0,01= 0,005
BA= 1,25 + 0,005= 1,255
BB= 1,25 - 0,005= 1,245
Bagaimana sobat allmipa, sudah cukup mengerti bukan? penjelasan tentang kesalahan pengukuran terutama pada Salah Mutlak, Salah Relatif dan Toleransi Pengukurannya? Terus asah kemampuan kalian dengan mencari sumber referensi lain sehingga menambah wawasan pengetahuan dan ilmu kalian.