Teorema dan Konsep bilangan asli serta bilangan pecahan telah dikaji oleh matematikawan asal Yunani Kuno, sejak abad ke-4 SM. Euclid, misalnya,
telah membuktikan ketakterhinggaan himpunan bilangan prima. Kajian tentang bilangan asli dan bilangan pecahan berlanjut hingga sekarang. Pada awal abad ke-19, Carl Friedrich Gauss membuktikan sebuah teorema yang kemudian dikenal sebagai Teorema Dasar Aritmetik, yang dikenal pula sebagai Teorema Faktorisasi Prima.Teorema Dasar Aritmetik dapat dibuktikan dengan cara Prinsip Induksi Matematika, sebagai berikut: Perhatikan bahwa pernyataan teorema berlaku untuk n = 2. Sekarang, misalkan pernyataan berlaku untuk n = 2 sampai dengan n = k. Allmipa akan membuktikan bahwa pernyataan berlaku untuk n = k + 1. Jika k + 1 merupakan bilangan prima, pernyataan mengenai teorema jelas berlaku.
Selanjutnya bagaimana jika k + 1 merupakan bilangan komposit? Dalam hal ini, k + 1 = ab, dengan 1 < a ≤ b ≤ k. Menurut pemisalan di atas, masing-masing bilangan a dan b dapat dinyatakan sebagai hasil kali bilangan-bilangan prima, sehingga bilangan k + 1 pun dapat dinyatakan sebagai hasil kali sejumlah bilangan prima. Dengan demikian, setiap bilangan asli n > 1 dapat dinyatakan sebagai hasil kali bilangan-bilangan prima.
Teorema Dasar Aritmetik lebih kuat daripada Teorema Euclid (tentang ketidakterhinggaan himpunan bilangan prima). Dengan kata lain, Teorema Euclid merupakan syarat perlu bagi Teorema Dasar Aritmetik. Andaikan hanya terdapat terhingga bilangan prima, sebutlah p1, p2, …, pn, maka bilangan q = p1p2 ··· pn+1 tak dapat dinyatakan sebagai hasil kali bilangan-bilangan prima p1, p2, …, pn.
Post a Comment